IDEOLOGI SOSIALISME
Pengertian Ideologi
Ideologi pada dasarnya merupakan
idea atau gagasan yang dilemparkan atau ditawarkan ke tengah-tengah arena
perpolitikan. Oleh karena itu, ideologi harus disusun secara sistematis agar
dapat diterima oleh warga masyarakat secara rasional.
Sebagai ide yang hendak mengatur tertib hubungan masyarakat, maka ideologi bisanya menyajikan penjelasan dan visi mengenai kehidupan yang hendak diwujudkan. Meskipun ideologi dikatakan sebagai suatu pola pemikiran yang sistematis, namun tidak jarang dikatakan bahwa ideologi merupakan konsep yang abstrak. Hal ini tidak dapat dipisahkan dengan ideologi yang kurang mampu menggambarkan tentang realitas yang ideal.
Sebagai ide yang hendak mengatur tertib hubungan masyarakat, maka ideologi bisanya menyajikan penjelasan dan visi mengenai kehidupan yang hendak diwujudkan. Meskipun ideologi dikatakan sebagai suatu pola pemikiran yang sistematis, namun tidak jarang dikatakan bahwa ideologi merupakan konsep yang abstrak. Hal ini tidak dapat dipisahkan dengan ideologi yang kurang mampu menggambarkan tentang realitas yang ideal.
Dengan demikian, tidak mengherankan
apabila ideologi cenderung reduksionis, dalam arti cenderung mengetengahkan penjelasan
dan rekomendasi yang sederhana, umum, dan , lebih mudah dipahami. Tidaklah
mudah untuk menentukan kapan sosialisme muncul untuk pertama kalinya. Sementara
orang mengatakan bahwa kemakmuran yang ideal yang terdapat dalam buku Plato
yang berjudul Republic bersifat
soaialis karena kelas penguasanya tidak memiliki kekayaan pribadi dan sama-sama
membagikan semua yang ada. Sosialisme sebagai ideologi politik yang merupakan keyakinan dan kepercayaan yang
dianggap benar mengenai jalan evolusi, persuasi, konstitusialisme-parlementer
dan tanpa kekerasan. Sosialisme sebagai ideologi politik timbul dari keadaan
yang kritis di bidang sosial, ekonomi dan politik akibat revolusi industri.
Adanya kemiskinan, kemelaratan,
kebodohan kaum buruh, maka sosialisme berjuang untuk mewujudkan kesejahteraan
secara merata. Dalam perkembangan sosialisme terdiri dari berbagai macam bentuk
seperti sosialisme utopia, sosialisme ilmiah yang kemudian akan melahirkan
berbagai aliran sesuai dengan nama pendirinya atau kelompok masyarakat
pengikutnya seperti Marxisme, Leninisme, Febianisme, dan Sosial Demokratis.
Sosialisme dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada masyarakat yang
memiliki tradisi demokrasi yang kuat.
Latar Belakang Historis Sosialisme
Tidaklah mudah untuk menentukan kapan sosilisme muncul untuk
pertama kalinya. Sementara orang mengatakan bahwa kemakmuran yang ideal yang
terdapat dalam buku Plato yang berjudul Repubilc
bersifat sosialis karena kelas penguasanya tidak memiliki kekayaan pribadi dan
sama – sama membagikan semua yang ada. Menurut William Ebenstein dan Edwin
Fogelman dalam buku yang berjudul “ISME – ISME DEWASA INI” mengatakan bahwa
kitab suci, teutama Perjanjian Lama yang mula – mula mengatur tentang kode
sosialis yang mencakup perlindungan para buruh, wanita dan kaum yang lemah.
Orang – orang kristen pertama menolak konsep “milikku dan milikmu” (mine and
thine) dan mempraktekkan sosialisme dalam kehidupanna sehari – hari.
Dalam zaman Renaissance dan Reformasi bangkit lagi protes
terhadap ketimpangan dan kemkmuran. Argumentas baru yang merupakan paduan
antara keyakinan lama dan rasionalisme baru seperti yang terdapat dalam buku
Thomas More, Utopia (1516). Sejauh sosilisme mengandung dalam dirinya unsur
protes terhadap ketimangan sosialis, dan tidak ada satu gerakan pun yng
menamakan dirinya sosisalis kecuali mewujudkan protes seperti itu, maka dapat
dikatakan bahwa sosialisme sudah setua peradaban itu sendiri. Pemikiran Yunani
maupun Yuhadi-Kristen masing – masing menolak konsepsi kekayaan sebagai
landasan kehidupan yang bahagia. Unsur lain yang terdapat dalam sosialisme
yaitu protes terhadap prinsisp bahwa uang merupakan ikatan utama antar manusia
tidak terbatas pada tradisi sosialis saja.
Sosalisme sebagai kegiatan politik yang efektif dan
terorganisasi merupakan produk dari Revolusi Industri. Meskipun ada penjelasan
dari masa – masa sebelumnya, sosialisme sebagai kekuatan politik utama
merupakan hasil dari kapitalisme industri modern. Berlawanan dengan komunisme
yang hanya akan terjadi pada negara – negara yang belum merasakan sepenuhnya
dampak dari suatu revolusi dalam bidang industri, sosialisme demokratis
terutama berkembang dalam masyarakat -
masyarakat yang sudah mengalami industrialisasi yang luas.
Para
Pemikir Awal Sosialisme
1.
Pemikir Pertama Sosialisme
Sejatinya
paham sosialisme sudah ada dan dipikirkan oleh seorang filsuf Yunani yang
terkenal Plato. Ia menyatakan pemikirannya dalam buku yang berjudul Republic
yang beraliran sosialis.
Istilah sosialisme atau sosialis
mulai digunakan sejak awal abad ke 19. Dalam bahasa Inggris istilah ini
digunakan pertama kali untuk menyebut pengikut Robert Owen pada tahun 1827. Di
perancis, istilah ini mengacu pada para pengikut doktrin Saint Simon pada tahun
1832 yang dipopulerkan oleh Pierre Leroux dan J.Regnaud.
A.
Robert Owen
(1771-1858)
Seorang tokoh sosialis-utopis yang
besar diabad 19, sebagai seorang pabrikan selama 29 tahun. Robert Owen
mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki penghidupan kaum pekerja dengan jalan mendirikan
sekolah-sekolah, penitipan anak, dan taman kanak-kanak bagi anak kaum buruh,
lama-kelamaan dari sifatnya yang filantropis, Owen berubah menjadi penganut
komunis. Robert Owen terpengaruh oleh kaum materialis perancis pada abad 18.
Pemikiran tentang sosialisme
dituangkan dalam buku yang berjudul “a view of society, an essay on the
formation of human character”. Dalam bukunya tersebut, ia menyatakan bahwa
lingkunga sosial berpengaruh pada pembentukan karakter manusia. Ia berusaha
mencari caranya dengan meningkatkan kesejahteraan pekerjanya.
Kontribusi utama Owen bagi pikiran
kaum sosialis adalah pandangan tentang dimana perilaku sosial “manusia tidaklah
tetap atau absolut, dan manusia mempunyai kehendak bebas untuk mengorganisir
diri mereka ke dalam segala bentuk masyarakat yang mereka inginkan”
2.
Pendukung Pemikiran Sosialisme
A. Saint
Simon(1769-1873)
Dia adalah seorang sosialis-utopis yang besar di abad
19, pendangan-pandangannya lahir pada masa kelas proletar masih belum
berkembang dan meluas. Bertentangan dengan pandangan-pandangan sosialnya lahir
pada masa itu yang membela sistem penghisapan borjuis, Saint Simon mengkritik
hal itu dan memimpikan suatu masyarakat yang adil, Saint Simont mengkritik
sistem kapitalis dan ingin menggantikannya dengan sistem sosialis. Saint Simon
menentang para pendahulunya terutama JJ.Rosseou yang mengganggap bangunan
masyarakat yang ideal adalah masayarakat kekeluargaan.
St. Simon dipandang sebagai bapak sosialisme karena
dialah orang pertama yang menyerukan
perlunya sarana-sarana produksi dimiliki seperlunya oleh pemerintah negara.
Gagasanya merupakan benih awal lainya sistem Kapitalisme Negara (state
capitalisme)
B. Fourisee(1770-1837)
Tokoh sosialis berikutnya, adalah orang
pertama di Eropa yang merasa prihatin melihat pertarungan tersembunyi antara
kaum kapitalis dan buruh. Dia mengusulkan pada pemerintah Perancis agar
membangun kompleks perumahan yang memisahkan kelompok-kelompok politik dan
ekonomi, yang dapat menampung empat hingga lima ratus kepala keluarga. Ia
menganjurkan hal ini untuk menghentikan pertarungan dan pertentangan ekonomi
antara kaum kapitalis dan buruh. Pandangan ini tidak mendapat tanggapan
positif, sedangkan ajaran St Simon banyak mendapat pengikut serta mendorong
lahirnya Marxisme di kemudian hari.
C.
Louis Blanc
(1813-1882)
Louis adalah tokoh yang revolusioner
dan ikut membidani meletusnya Revolusi Perancis. Menurutnya salah satu
kewajiban negara ialah mendirikan pabrik-pabrik yang dilengkapi dengan segala
sarana dan bahan produksi, termasuk peraturan-peraturan yang mengikat.
Selanjutnya jika pabrik itu telah berjalan dengan baik diserahkan pengurusannya
kepada para buruh dan pegawainya untuk mengatur dan mengembangkannya secara
bebas. Organisasi dan managemen pabrik seluruhnya dibebankan kepada buruh,
begitu pula kewenangan memajukan produksi, mencari pasar dan pembagian
keuntungan. Sosialisme yang dianjurkan Louis Blanc disebut sosialisme
kooperatif. Menurutnya kapitalisme akan hilang dengan sendirinya apabila gagasan-gagasannya
itu diwujudkan. Sayang, apa yang diserukannya itu kurang mendapat tanggapan
khalayak. Bahkan ia ditentang keras oleh para politisi dan ekonom. Pada tahun
1882 di Inggris berdiri kelompok Fabian Society yang menganjurkan socialism
berdasarkan gilde.
D. Karl
Marx(1818-1883)
Pada tahun 1867, Karl Marx menutup jilid pertama dari
karya monumentalnya Das Kapital dengan sebuah pernyataan yang megah. Akan
tercipta sebuah masa, tulisnya, ketika sistem kapitalis akan ‘hancur
berkeping-keping’ dan pada ssat itu, ada kalimat “Lonceng kematian hak milik
pribadi kapitalis berdentang. Para penjarah akan dijarah.” Selama lebih dari
seratus tahun, banyak kaum sosialis yang percaya dan banyak penentang mereka
yang takut, bahwa apa yang dikatakan Marx benar, yaitu kapitalisme akan runtuh
dan digantikan oleh sosialisme. Pandangan Marx tentang sosialisme bertentangan
dengan konsep sosialisme yang diciptakan oleh Forier dan Owen yang menciptakan
dunia baru dimana setiap orang itu bahagia. Marx beransumsi bahwa kosep
tersebut hanya angan-angan belaka karena tidak menunjukkan jalan bagaimana
mencapainya, semua itu utopia. Di sisi lain Marx selalu menolak memberi
gambaran sosialisme, menurutnya sisoalisme ilmiah tidak dapat “ membuat resep
bagi dapur umum bagi masa mendatang”. Tujuan sosialisme dalam pandangan Marx
bukanlah membuat suatu kontruksi masyarakat dalam suatu sistem yang selesai
bentuknya, melainkan menyelidiki suatu perkembangan sejarah yang melahirkan 2
kelas yang bertentangan kemudian mempelajari betapa berpengaruhnya
faktor-faktor kelas tersebut terhadap kondisi ekonomi masyarakat yang akan
melenyapkan pertentangan tersebut.
E. Charles
Fourier (1772-1837)
Adalah seorang pengikut ajaran Saint Simon dari
Perancis. Fourier dengan sangat tajam mengkritik masyarakat borjuis. Fourier mengungkap
kontradiksi antaraide-ide dan pernyataan-pernyataan para ideolog revolusi
perancis mengenai persamaan, persaudaraan dan keadilan, serta terjadinya
kemelaratan di bidang material dan moral dalam masyarakat borjuis. Forier
menulis, masyarakat borjuis adalah kotor, penuh dengan pencemaran. Dalam
susunan masyarakat seperti itu, disatu sisi terjadi kemiskinan dan di sisi lain
terjadi penumpukan kekayaan yang melimpah ruah. Susunan masyarakat seperti itu
merusak manusia, menindas perasaan, keinginan dan pikiran.
F. Pierre J.
Proudhon (1809-1865)
Adalah penganjur sosialisme generasi kedua di Perancis
setelah generasi St. Simon dan Louis Blanc. Tetapi berbeda dengan para
penganjur sosialisme lain yang cenderung menghapuskan hak-hak individual atas
sarana-sarana produksi, termasuk hak petani untuk memiliki tanah garapan,
Proudhon justru bersikeras memperjuangkan dipertahankan hak-hak individual
secara terbatas, termasuk hak petani untuk memiliki dan menggarap tanahnya,
sebagai juga hak pengusaha kecil untuk mengembangkan usahanya. Jadi ia menolak
ide kolektivisme penuh dari kaum sosiais radikal seperti Marx.
G. Etinne Cabet
(1788-1856)
Tokoh ini dipengaruhi oleh pemikiran Robert Owen. Di
dalam bukunya Travel and adventures of lord william carrisdall in Icaria(1840),
ia memaparkan suatu masyarakat komunal idealis. Usahanya untuk membuatnya
kembali (gerakan Icarian) gagal.
3. Konteks
Sosial
Sosialisme muncul sebagai faham ekonomi dan kemasyarakatan
pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 M di Eropa. Revolusi industri yang
terjadi di Inggris telah memunculkan kelas baru dalam masyarakat, yaitu kaum
borjuis yang menguasai sarana produksi karena penguasaan modal bertimbun di
tangan mereka. Di sebelahnya sebagian besar masyarakat kota hidup sebagai buruh
yang tenaga kerjanya diperas dan semakin miskin. Kekayaan yang dihasilkan
karena kerja keras kaum pekerja ini hanya bisa dinikmati oleh kaum borjuis
kapitalis yang jumlahnya tidak besar. Dari waktu ke waktu kesenjangan sosial
dan ekonomi semakin ketara. Ketika itulah individualisme tumbuh.
Sosialisme, seperti telah dikemukakan, mula-mula muncul
sebagai sebagai reaksi terhadap kondisi buruk yang dialami rakyat di bawah
sistem kapitalisme liberal yang tamak dan murtad. Kondisi buruk terutama
dialami kaum pekerja atau buruh yang bekerja di pabrik-pabrik dan pusat-pusat
sarana produksi dan transportasi. Sejumlah kaum cendekiawan muncul untuk
membela hak-hak kaum buruh dan menyerukan persamaan hak bagi semua lapisan,
golongan dan kelas masyarakat dalam menikmati kesejahteraan, kekayaan dan
kemakmuran. Mereka menginginkan pembagian keadilan dalam ekonomi.
4.
Konsep Pemikiran
Sosialisme merupakan
suatu paham yang menjadikan kebersamaan sebagai tujuan hidup manusia dan
mengutamakan segala aspek kehidupan bersama manusia (humanitarian). Kepentingan
bersama dan kepentingan individu harus dikesampingkan. Negara harus selalu
campur tangan dalam segala kehidupan, demi tercapainya tujuan negara.
Kesengsaraan kaum buruh akibat penindasan kaum kapitalis menimbulkan pemikiran
para cendekiawan untuk mengusahakan perbaikan nasib.
Sosialisme merupakan sebuah sistem kehidupan, ideologi,
paham yang mendambakan kehidupan masyarakat yang ideal, ’sama rata’,
berkeadilan, dan sejahtera. Diilhami dari “Utopia”, sebuah judul buku
yang dibuat oleh Thomas More (1478-1535), seorang ‘Sir’ yang mati dipenggal
pada masa Raja Henry IV. Negeri ’Utopia’ mendambakan kondisi masyarakat yang
“sama”; segala apa dimiliki bersama, semua orang bekerja dan semua orang
menikmati pendapatan bersama.
Sejarah
pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat sebagai proses evolusi sosial (one
way evolution) yang menceritakan harta kepemilikan menuju sosialisme. Ada
empat tahap kemasyarakatan yang dikonsepsikan Marx Pertama, tahap kebudayaan
primitif (primitive culture) yaitu ketika kebudayaan manusia dimulai
dari berburu dan bercocok tanam sebatas memenuhi kebutuhan keluarga. Kedua,
tahap feodalisme fase ini adalah kelanjutan dari budaya primitif pada tahap ini
sumber daya alam mulai terbatas dan populasi meningkat. Ketiga, tahap
kapitalisme sebagai kelanjutan dari feodalisme seorang buruh dengan pemilik
tanah saling bertentangan. Keempat, tahap masyarakat sosialisme dan kapitalisme
sebagai puncak konflik fase sebelumnya.
Pemikiran
sosialisme dimana kekuatan yang menentukan berasal dari milik sosial (digunakan
untuk memajukan kesejahteraan umum), ciri - ciri ekonomi yang utama kepemilikan
negara atas alat - alat produksi dan perencanaan ekonomi, organisasi politik
dari pemerintah pusat yang kuat berdasarkan kekuasaan mayoritas (kediktatoran
proletariat), ciri sosial yang utama adanya ketimpangan rendah berdasarkan jasa
dan fungsi ekonomi. Masih menurut Marx demokrasi dan perikemanusiaan yang
mengilhami sosialisme tidak akan bisa tercapai sebelum kapitalisme berkembang
sepenuhnya dan semua potensi ekonomi dan akibat sosial kapitalisme terwujud.
Dalam membahas sosialisme tidak dapat dilepaskan dengan istilah
Marxisme-Leninisme karena sebagai gerakan yang mempunyai arti politik, baru
berkembang setelah lahirnya karya Karl Marx, Manifesto Politik Komunis (1848). Dalam
bukunya Karl Marx memakai istilah “sosialisme” dan ”komunisme” secara
bergantian dalam pengertian yang sama.
5. Awal Mula
Munculnya Sosialisme
Sosialisme muncul sebagai
faham ekonomi dan kemasyrakatan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19
masehi di Eropa. Revolusi industri yang
terjadi di Inggris telah memunculkan kelas baru dalammasyarakat, yaitu kaum
borjuis yang menguasai sarana produksi karena penguasaan modal bertimbun di
tangan mereka. Di sebelahnya sebagian besar masyarakat kota hidup sebagai buruh
yang tenagakerjanya diperas dan semakin miskin. Kekayaan yang dihasilkan karena
kerja keras kaum pekerja inihanya bisa dinikmati oleh kaum borjuis kapitalis
yang jumlahnya tidak besar. Dari waktu ke waktu kesenjangan sosial dan ekonomi semakin kentara. Ketika
itulah individualisme tumbuh. Kesengsaraan
kaum buruh akibat penindasan kaum kapitalis menimbulkan pemikiran para
cendekiawan untuk mengusahakan perbaikan nasib.
Adapun ciri
khas sosialisme sebagai berikut :
a.
Hak milik
pribadi atas alat-alat produksi mesin diakui secara terbatas.
b. Mencapai
kesejahteraan dengan cara damai dan demokratis.
c.
Berusaha
meningkatkan kesejahteraan rakyat dan perbaikan nasib buruh dengan luwes secara
bertahap.
d. Negara
diperlukan selama-lamanya.
Sosialisme
ini muncul karena Marx tidak setuju dengan apa yang dilakukan kaum borjuis
terhadap kaum buruh yang mereka perlakukan seperti “sapi perah” yang hanya
dimanfaatkan untuk kepentingan mereka sendiri.
6.
Kelompok Pendukung Sosialisme
Masih
ada negara-negara yang menganut paham sosialisme seperti perancis, swedia,
norwegia, denmark, australia, selandia baru.Di Inggris ada Empirisme Fabian.
Di Inggris dukungan terbesar terhadap
gerakan sosialisme muncul dari Partai Buruh mencerminkan pertumbuhan buruh dan
perkembangannya suatu proses terhadap susunan sosial yang lama. Pada awal
pertumbuhan hanya memperoleh suara (dukungan) yang kecil dalam perwakilannya di
parlemen. Selanjutnya menjadi partai yang lebih bersifat nasional setelah
masuknya bekas anggota partai liberal. Banyak programnya yang berasal dari kaum
sosialis,terutama dari kelompok Febiaan berhasil memperkuat posisi partai
karena dapat memenuhi keinginan masyarakat. Kemajuan yang dapat dicapaimisalnya
dalam bidang (1) pemerataan pendapatan (2)distribusi pendapatan (3) pendidikan
(4) perumahan (Anthony Crosland, 1976: 265-268).Di Negara-negara Eropa lainnya
seperti Perancis, Swedia, Norwegia, Denmark dan juga Australia dan Selandia
Baru partai-partai sosial berhasil memegang kekuasaan pemerintahan melalui
pemilu-pemilu bebas. Hal tersebut berarti kalau kita berbicara sosialisme, maka
kita menghubungkan dengan sosialisme demokrasi tipe reformasi liberal. Hal ini
perlu dibedakan dengan sosialisme otoriter atau komunisme seperti yang terlihat
di Soviet dan RRC.
7.
Strategi Sosialisme
Sosialisme sebagai ideologi adalah suatu keyakinan dan
kepercayaan yang dianggap benar oleh para pengikutnya mengenai tatanan politik
yang mencita-citakan terwujutnya kesejahteraan masyarakat secara merata melalui
jalan evolusi, persuasi, konstitusional, parlementer , dantanpa
kekerasan. Berorientasi
pada transformasi masyarakat secara revolusioner, yang terdiri dari
penggulingan kapitalisme dan pembangunan Sosialisme.
8. Lawan
Sosialisme
Komunisme,
sosialisme dan komunisme mendukung dua cara berfikir dan cara hidup yang tidak
dapat dirujukkan, sebagaimana liberalisme konstitusional dan totaliterisme
revolusioner. Meskipun para pengajur erokomunisme belakangan ini berusaha untuk
mengundurkan seruan-seruan mereka belum teruji dalam prakek pada skala
nasional. Karena kaum komunis mempunyai tujuan revolusi, maka bisa di mengerti
kalau partai-partai sosialis menganggap mereka sebagai sumber kekacauan yang
harus disingkirkan dari serikat-serikat atau kegiatan lain dari kelas buruh
yang terorganisir. Kaum komunis berusaha untuk mengalihkan semua alat produksi,
distribusi dan pertukaran menjadi milik negara, karean mereka lebih menghendaki
milik umum daripada usaha perseorangan, sedangkan kaum sosialis sebaliknya
mempertimbangkan apakah industri atau jasa tertentu perlu dialihkan menjadi
milik negara dan diawasi negara
Sosialisme
melawan adanya kapitalisme.
Sosialisme adalah
anti-tesis (lawan) dari kapitalisme. Segala nilai, moral,
tata-berpikir, susunan kemasyarakatan dan cara kerja yang ada
di bawah kapitalisme mendapatkan lawannya di
bawah sosialisme. Jika kapitalisme mendewakan kepentingan pribadi, maka sosialisme mendahulukan kepentingan orang banyak. Jika kapitalisme mengejar kekayaan perorangan, sosialisme bekerja demi pemerataan kesejahteraan. Jika kapitalisme memperkenankan eksploitasi terhadap alam dan perempuan (termasuk seksualitas) demi memberi keuntungan pada segelintir orang, sosialisme berusaha keras memelihara keharmonisan dengan alam dan martabat perempuan. Jika kapitalisme menggunakan upah sebagai alat untuk membius buruh
agar bekerja membanting tulang di pabrik-pabrik, sosialisme menggunakan alat-alat kesejahteraan sosial untuk membuat kehidupan buruh bertambah nyaman.
Jika kapitalisme memperkenankan perang untuk berebut sumber daya dan memaksa pihak yang lemah untuk tunduk,
sosialisme berupaya memajukan perdamaian dunia dan hanya memperkenankan perang sebagai alat bela diri. Jika kapitalisme menghancurkan perikehidupan bertani dengan perampasan-perampasan tanah, sosialisme berusaha memajukan pertanian dengan melatih kaum tani bekerja dengan cara produksi yang modern dalam kemandirian dan kebersamaan. Pendeknya,
sosialisme berusaha membalik segala keburukan dan
dampak kapitalisme.
9.
Pengaruh Sosialisme
Pengaruh ideologi sosialisme mencakup sampai ranah
internasional. Tidak hanya negara-negara Barat yang sudah yang menganutnya
seperti, negara-negara di Eropa barat laut dan tengah( Inggris dan Skandinavia
), Amerika Utara, Australia, dan Selandia Baru. Namun di negara berkembangpun
ideologi sosialisme juga dianut oleh beberapa negara, yaitu antara lain India,
Afrika, Israel,Uruguay, Mesir, Aljazair, dan Birma.
Sosialisme pada negara berkembang dengan negara yang lebih
makmur karena perbedaan situasi histories. Di dunia barat sosialisme tidak
diartikan sebagai cara mengindustrialisasikan negara yang belum maju, tetapi
cara mendistribusikan kekayaan masyarakat secara lebih merata. Sebaliknya,
sosialisme di negara berkembang dimaksudkan untuk membangun suatu perekonomian
industri dengan tujuan menaikkan tingkat ekonomi dan pendidikan masa rakyat,
maka sosialisme di negara barat pada umumnya berkembang dengan sangat baik dalam
kerangka pemerintahan yang mantap (seperti di Inggris dan Skandinavia) ,
sedangkan di negara berkembang sosialisme sering berjalan dengan beban tardisi
pemerintahan yang otoriter oleh kekuatan imperialisme asing atau oleh penguasa
setempat
10.
Akhir dari Sosialisme
Pada
saat ini bisa disimpulkan bahwa ideologi sosialisme masih hidup, walaupun hanya
sebagian kecil negara yang menganut ideologi tersebut. Ini dapat dibuktikan
dengan adanya negara-negara yang masih menganut paham sosialisme. Sosialisme
saat ini berkembang menjadi sosialis demokratis, Demokrasi
Sosialis adalah lanjutan perjuangan rakyat terlindas dengan syarat-syarat dan
dalam bentuk-bentuk baru melawan kaum kapitalis yang ada di dalam negeri dan
melawan kekuatan agresif dunia kapitalis yang melingkupinya.
Menurut
Milton H Spencer sosialisme demokrasi modern merupakan suatu gerakan yang
berupaya untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat melalui tindakan (1)
memperkenalkan adanya hak milik privat atas alat-alat produksi (2) melaksanakan
pemilikan oleh negara (public ounership) hanya apabila hal tersebut diperlukan
demi kepentingan masyarakat (3) mengandalkan diri secara maksimal atas
perekonomian pasar dan membantunya dengan perencanaan guna mencapai sasaran
sosial dan ekonomis yang diinginkan.
0 komentar:
Posting Komentar